mobilinanews (Jakarta) - Kisruh soal penentuan sirkuit untuk balap motor PON XIX Jawa Barat belum menemukan solusi. Dua tokoh otomotif Jawa Barat yang dihubungi belum mendapat jawaban dimaksud.
Rio Teguh Pribadi, sang ketum IMI Jawa Barat ketika dihubungi telepon selulernya tidak mengangkat. Sedangkan Donny B Prihandana yang dianggap sebagai tokoh yang ikut mengurusi persiapan dan duduk sebagai pengurus PP IMI respon tetapi tidak mau berkomentar.
Namun beberapa tokoh mempertanyakan kenapa sih pada ngotot dan repot-repot menggunakan sirkuit Bukit Peusar Tasikmalaya yang jelas membutuhkan banyak perbaikan?
“Jelas-jelas ada sirkuit Sentul, dan semua pendukungnya siap. Kenapa cenderung memaksakan sirkuit Bukit Peusar yang mungkin juga tidak pernah dihomologasi,” ujar mantan pebalap nasional.
Baca Juga :
Kisruh Penentuan Sirkuit Balap Motor PON XIX Jawa Barat
Gelar Balap Motor PON Di Sentul Sama Dengan Serahkan Semua Medali Kepada DKI
Onny Padmo, mantan pengurus PP IMI tegas menunjuk Sentul kecil jauh lebih siap dengan tenggat waktu penyelenggaraan yang makin dekat.
“Sentul kecil sudah pernah dipakai Pra-PON 3 kali. Orang-orang juga lebih senang , hotel dekat, beli spare part dekat, transport gampang dan tempat memenuhi syarat. Apalagi yang dipertimbangkan,” ungkap Onny.
Riduan Tumenggung, tokoh otomotif Palembang juga heran kenapa sih untuk kepentingan nasional berbagai pihak nggak mau toleran? “Kan ada Sentul, wilayahnya di Jawa Barat pula. Pakai saja di sana, putusin Sentul, bayar dan selesai urusan,” tegas Riduan.
Riduan melihat, ada “kepentingan” oknum-oknum sok berkuasa yang memaksakan sirkuit Bukit Peusar Tasikmalaya untuk penyelenggaraan balap motor PON XIX Jawa Barat. (Teks Budi Santen)