mobilinanews.com (Jakarta) - Tidak mudah membangun mobil nasional (mobnas). Hal itu disampaikan Subronto Laras (Chairman PT Indomobil Sukses International Tbk) kepada Mobilinanews di kantornya, Senin (9/2).
"Indomobil kan pioner mobnas dengan Mazda MR-90. Itu kami bangun tahun 1990 dengan menyiapkan pabriknya dengan kapasitas besar. Ternyata karena MR-90 itu sedan kami harus membayar pajak 30 persen, sedang mobil tipe lain yg beredar di sini seperti Kijang tidak kena pajak," ujar Subronto.
Akibatnya, saat itu lanjut Subronto, Indomobil sempat mau kolap. Untungnya, pihaknya memanfaatkan pabrik yang sudah terlanjur dibangun beserta peralatannya untuk memproduksi Suzuki Karimun dan Suzuki Carry.
Tak hanya Mazda MR-90, mobnas juga pernah digagas grup Bakrie, Habibie dengan Maleo-nya, Hutomo MP dengan Timor dan Jokowi dengan Esemka. Tapi semua gagal. Apakah kali ini Proton akan mengalami hal sama?
"Indomobil kan pioner mobnas dengan Mazda MR-90. Itu kami bangun tahun 1990 dengan menyiapkan pabriknya dengan kapasitas besar. Ternyata karena MR-90 itu sedan kami harus membayar pajak 30 persen, sedang mobil tipe lain yg beredar di sini seperti Kijang tidak kena pajak," ujar Subronto.
Akibatnya, saat itu lanjut Subronto, Indomobil sempat mau kolap. Untungnya, pihaknya memanfaatkan pabrik yang sudah terlanjur dibangun beserta peralatannya untuk memproduksi Suzuki Karimun dan Suzuki Carry.
Tak hanya Mazda MR-90, mobnas juga pernah digagas grup Bakrie, Habibie dengan Maleo-nya, Hutomo MP dengan Timor dan Jokowi dengan Esemka. Tapi semua gagal. Apakah kali ini Proton akan mengalami hal sama?