mobilinanews (Phillips Island) – Senjata makan tuan! Itu nasib yang harus diterima Marc Marquez pada seri XVI di Phillip Island, minggu (23/10). Merasa terlalu jumawa marques lupa diri pada karakter sirkuit pinggir laut itu. Ban Marquez langsung habis dan menyeretnya ke aspal.
Seperti pepatah, buat pembalap dengan talenta luar biasa seperti Marc Marquez, tak ada yang bisa mengalahkannya kecuali dirinya sendiri. Karena strategi aneh, juara dunia 2016 akhirnya merasakan pahitnya menyelesaikan lomba tanpa finish. “Aku tidak merencanakan musibah ini. Aku mungkin terganggu karena Pol (espargaro, red) start sangat bagus. Dan aku lihat Cal (Crutchlow, red) sangat percaya diri. Tetapi, strategiku adalah lepas dari rombongan secepat mungkin. Tapi, mungkin banku belum cukup panas untuk dipaksa secepat itu,” komentar Marquez.
Marquez tidak menyalahkan Michelin sebagai penyebab jatuhnya. Tapi, Spaniard 23 tahun itu sadar dirinya telalu memaksa untuk hal yang tidak berguna. “Michelin memang sedang bermasalah. Tapi, menyangkut kecelakaanku, tidak ada hubungannya dengan ban depanku. Ini murni kesalahanku,” aku Marquez.
Bisa jadi narsu Marquez karena ia tak ingin kehilangan muka pada joki satelit Honda LCR, Cal Crutchlow. Makanya, juara dunia MotoGP 2016 itu nggak pakai nunggu lama untuk memimpin jalannya lomba seri XVI di Phillip Island-Australia. Strategi kabur dan bertahan sudah diatur oleh Honda Repsol untuk pertahankan gelar konstruktor dan tim.
Tapi, kesalahan strategi itu malah memberi kado kemenangan kedua musim ini pada Crutchlow. “Aku hanya mengikuti insting ku. Aku juga kaget Marc terlalu cepat. Itu bukan kebiasaannya. Aku prihatin pada Marc. Tapi, hasil ini memberikanku keberuntungan. poin yang besar,” komentar pemakai nomor start 35 itu.
Dan, Crutchlow tidak ingin melakukan kesalahan yang dilakukan Marquez. Setelah melewati Pol Espargaro, Crutchlow hanya berusaha konsisten. Ia sadar, RC213V miliknya masih lebih baik dari YZR-M1 tim satelit Yamaha Tech3.
Yang jadi bintang di Phillip Island adalah Valentino Rossi. Start dari grid ke-15, The Doctor finish runner-up. Toh Rossi melihat kesalahan Marquez. “Kami menemukan seting yang bagus di pagi hari. Dua puluh poin tambahan sudah sangat luar biasa. Mengingat kesalahanku di Motegi. Tapi, Marc melakukan kesalahan yang sama denganku. Ia lupa pada limit Michelin,” ujar Rossi.
Podium terakhir diisi Maverick Vinales. Sukses ini sekaligus mengakhiri hak istimewa Suzuki untuk mengunakan mesin dan ujicoba tanpa batas pada 2017 nanti. “Musim ini sungguh luar biasa. Suzuki memberi yang terbaik, bahkan saat kondisi lintasan buruk, kami bisa tampil baik,” ujar VInales.
Untung, secara poin konstruktor, Honda tidak kehilangan posisinya. Karena perolehan Crutchlow menjadi milik Honda. “Ini adalah hasil yang luar biasa. Aku akan menikmati musim ini lebih nyaman,” tutup Crutchlow.
Ini namanya kado gratis. (Aries Susanto)