mobilinanews (Jakarta) - Berdasarkan data OICA & Wardsauto di tahun 2010 menyatakan bahwa jumlah populasi kendaraan bermotor di dunia telah menyentuh 1 milyar unit dimana jumlah ini diperkirakan akan melonjak tajam menjadi 2 milyar unit di tahun 2035 mendatang. Produksi kendaraan bermotor sejak tahun 2010 hingga 2015 pun terus meningkat dari 77,6 juta unit hingga 90,8 juta unit atau lebih besar dari 84,6 juta unit/tahun.
Sisi negatinya, jelas ini akan menjadi penyumbang limbah CO2. Bahkan disebutkan industri transportasi darat menjadi penyumbang limbah CO2 terbesar ketiga (16% CO2), setelah industri listrik dan pemanasan (43.9%) serta manufaktur dan konstruksi (18.2%).
Ini juga yang menjadi sorotan dari pemerintah serta beberapa produsen kendaraan bermotor untuk berfikir bagaimana membantu mengerem limbah CO2 serta mengirit penggunaan bahan bakar fosil dengan berbagai langkah inovasi dan preventif. Pemerintah gencar mencari dan memperkenalkan bahan bakar alternatif yang dapat menjadi pilihan bahan bakar bagi pengguna kendaraan bermotor.
Namun yang paling penting dilakukan saat ini adalah bagaimana menyebarluaskan perilaku pengemudi kendaraan yang berorientasi pada efisiensi penggunaan bahan bakar atau yang dikenal dengan Eco Driving.
"Dengan pemahaman dan persiapan yang benar, bukan tak mungkin Eco Driving akan memberikan keuntungan menyeluruh baik bagi pengendara dari sisi keselamatan maupun efisiensi penggunaan bahan bakar maupun lingkungan sekitar,” ucap Sugihenti perwakilan dari Nissan College, Nissan Training Center di acara gathering mobil123.com bertajuk “Eco Driving, Mau Gak Tekor? Ini Caranya” yang berlangsung belum lama ini.
Eco Driving adalah cara mengemudi yang bertujuan untuk mengoptimalkan konsumsi bahan bakar dan sangat berperan dalam mengurangi risiko kecelakaan di jalan raya. Eco Driving juga dianggap bisa berkontribusi menekan penyebaran CO2 bila seluruh pengendara kendaraan mau menerapkannya.
Dari sisi keterampilan pengemudi sendiri, terdapat 3 aspek dari keterampilan mengemudi yang diketahui yaitu:
- Defensive Driving: mengemudi untuk menyelamatkan nyawa, waktu dan uang
- Safety Driving: mengemudi aman dan selalu berpikir jauh ke depan serta waspada terhadap segala resiko yang terjadi
- Eco Driving: mengemudi untuk menghemat waktu, biaya dan ramah lingkungan
Eco Driving menjadi pilihan yang paling baik dari 3 kategori skill mengemudi tersebut karena mengkombinasikan antara teknik mengemudi secara Safety Driving dengan psikologi dari Defensive Driving.
"Lewat acara ini kita ingin informasikan bahwa populasi kendaraan kini semakin meningkat, dan dampaknya pada konsumsi bahan bakar yang semakin tinggi serta pencemaran lingkungan. Dan dengan membudayakan teknik Eco Driving tentu akan menyumbangkan energi positif pada bumi, sekaligus menerapkan pola irit saat berkendara," pungkas Indra Prabowo, Managing Editor mobil123. (Zie)